Penjaga Rumah Ben Hok : [1]

Tentu saja kita harus selalu mensyukuri atas segala karunia yang telah di berikan Tuhan dalam hidup ini. Sekecil apapun itu pemberian, dalam segala helaan nafas, sudah sepantasnyalah kita memanjatkan puji dan syukur. Atas keagungan Tuhan. Maha pencipta. Maha Segalanya.
Namun kemudian, kita sebagai manusia yang diciptakan dengan nafsu terkadang entah karena alasan apa, rasa syukur yang seyogyanya mesti selalu tertanam dalam pikiran dan hati kita, suka mendadak hilang.  Kita dibangunkan oleh sebuah kesadaran bahwa apa yang kita dapatkan ternyata belum cukup, kenyataan hidup meminta lebih dari apa yang telah kita dapatkan kini. Yang kita dapatkan hanya sepuluh ribu, ternyata pengeluaran sudah melebihi itu.
Dan di atas segala penerimaan berkah dan karunia yang telah di berikan, di atas segala kekurangan akan kebutuhan hidup, di atas segala sesuatunya, cerita ini di tuturkan.

Solo, Kamis, 07 Juli 2011

Menikmati hari ini sendiri lagi. Sudah lama tidak merasakan kondisi seperti ini. Ditinggalkan sendiri. Ada sesuatu yang menikam, Begitu mencekam. Di sela waktu ini, di tempat yang berbeda, ada seorang yang gantung bunuh diri, karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan, padahal kebutuhan hidup tidak bisa di tahan.Kali pertama, mendapatkan pekerjaan hanya ingin menyalurkan hasrat eksistensi dengan mendapatkan prestasi sesuai dengan bakat atau legenda pribadi yang ingin ia wujudkan, Namun lama kelamaan, ia menjadi lupa dengan tujuan hidupnya. Dan biarlah alur hidup itu sendiri yang membawanya kemana bersinggah.
Banyak hal yang membuat ia lupa, namun hanya satu yang ia ingat, bahwa ia sengaja melupakannya, melupakan mimpi-mimpi yang sempat ia bangun dahulu, sempat ia rawat, dan peliahara dengan sangat. Kini mimpi itu memudar dan di perbaharui dengan yang lebih segar, lebih kini. Mimpi itu perlu di revisi. Di seleksi.
Karena di dalam kenyataan tidak ada peri keberuntungan yang ada hanya penderitaan yang selalu bergelantungan tak terperi.

Namun juga, ada yang sebaliknya, menurutnya pekerjaan bukan tentang mendapatkan uang atau bukan, melanjutkan hidup atau bukan, melainkan pertahanan harga diri. Menurutnya itulah benteng pertahanan terakhir dari kemanusiaan.

Aku bukan ingin membandingkan satu orang itu menjadi pemenang, satu orang lagi adalah pecundang. Tak ada pikiran ke arah itu. Hidup bukanlah perkara menjadi pemenang. Karena sejatinya kita semua yang hidup, adalah pemenang. Tak ada yang perlu di menangkan lagi dalam hidup ini. Yang di perlukan adalah menjalaninya dengan tenang. Banyak orang yang diindikasikan sebagai pemenang; dalam hal materi mungkin ia kaya, dalam hal popularitas mungkin tak terkalahkan, dalam hal jabatan mungkin ia paling berkuasa? Baca lebih lanjut