Mudik Lebaran tahun ini beda, sangat beda.
Alasannya sangat sederhana, tidak lebih dari seminggu menjelang bulan puasa, saya kembali dimutasi. Kali ini ke Jatim, setelah jauh-jauh hari sebelumnya kami sekeluarga menggambarkan bagaimana serunya melewati bulan ramadhan dan berlebaran di Medan, akhirnya gambaran itu binasa, karena saya pindah lagi. Mutasi ini tidak biasa, bisa di bilang mendadak, hanya saya saja yang dimutasi. Ceritanya, kawan saya yang di Jatim, memutuskan untuk mencari karir di tempat lain. Saya percaya bahwa kisah satu manusia adalah kisah seluruh manusia, bisa dibayangkan kalau kawan saya tidak resign, maka saya tidak perlu pindah ke Jatim. Saya berlebaran di Medan, tidak mudik pas momen lebaran seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi, kisah itu tidak bisa di ubah, dan saya pikir itu takdir.
Kabar baiknya, saya bisa mudik, pas momen lebaran! Biasanya saya mudik sebulan, atau bahkan dua bulan setelah lebaran, mendekati Hari Raya kurban, sudah tentu sudah bukan suasana lebaran lagi! Jadi tidak terlalu menarik untuk di ceritakan.
Tapi, kali ini beda! Inilah cerita mudik saya dari Jatim ke tasikmalaya.
Sebetulnya, rute yang paling singkat dan sederhana adalah menaiki kereta api jurusan Surabaya Gubeng, kebetulan saya tinggal di daerah Pucang Anom, dan lebih dekat ke stasiun Gubeng, ke Tasikmalaya dan jurusan itu memang ada, namun dikarenakan saya baru saja pindah, ditambah situasi kerjaan sedang genting, belum ada pengumuman kapan bisa ambil libur dan tidaknya, maka saya belum berani memesan tiket. Kawan saya yang ada di Surabaya, sudah beli, harganya murah, 100rb jurusan Surabaya ke Bandung, sudah tiga tahun mereka di surabaya, jadi tidak ada kesulitan.
Baca lebih lanjut →