Liburan Lebaran 1436

Diawali dengan jalur mudik yang sedikit akrobatik. Saya pikir, libur lebaran kali ini berbeda dengan lebaran-lebaran sebelumnya, dikarenakan. Pertama, saya, anak dan istri mudik pas libur lebaran, biasanya tidak, kami pulang sebulan atau bahkan tidak mudik sama sekali, karena ongkos mudiknya luarbiasa dahsyat, dari balikpapan ke tasik/garut, maka kami tak pernah menemui pengalaman mudik pas lebaran.

Saya pikir, mungkin ini berkahnya mutasi ke jawa timur, yang selama ini saya cari-cari, salah satunya adalah, bisa mudik pas momen lebaran. Dan memang menyenangkan, karena semua keluarga libur! Berbeda tentunya, dengan lebaran-lebaran sebelumnya, ketika kami mudik, mereka sedang bekerja. Tak ada momen kumpul seharian full bersama. Sedikit aneh. 

Baca lebih lanjut

Apa Yang Terjadi Di Ramadhan 1436

1. Ramadhan kali ini penuh dengan godaan, di awali dengan wacana hormat menghormati, ternyata bukan hanya bendera yang perlu dihormati, tapi juga orang yang tidak puasa. Ide ini muncul dari Menteri Agama sendiri. Kaum beriman, golongan yang sedikit fanatis, ya tentu geram, “sejak kapan logika nya jadi di balik-balik gini, kok jadi orang yang puasa harus menghormati yang tidak puasa? Sudah jelas orang yang puasa sedang ibadah, lah yang tidak puasa? Kenapa harus di hormati?” begitu kilah mereka.

Pro kontra pun tak terelakkan, dengan pelbagai macam argumentasi, yang akhirnya melahirkan ucapan yang menurut saya, sedikit menyakitkan hati, bahwa orang yang puasa itu manja! Sialnya, cemoohan itu muncul dari golongan islam sendiri, mereka yang memiliki pandangan yang sedikit longgar. Menyakitkan, karena menurut saya, hal itu tak perlu di ucapkan. Tidak diucapkannya lebih bermanfaat daripada diucapkan.

2. Berita hebohnya pindah agama Lukman Sardi, sekali lagi! Muncul pelbagai macam komentar, saya menulis khusus tentang hal ini.

3. Disahkannya, pernikahan sejenis LGBT, sebetulnya bukan di negara kita, tapi di AS. Tapi, ya begitulah kita….. kita yang paling heboh.

4. Muncul wacana Islam Nusantara, ramee sekali. Kalau ini, internal umat islam sendiri.

5. Ini pas di hari raya lebaran, ada “pembakaran” mesjid di Tolikara.[]

Mudik Lebaran 1436

Mudik Lebaran tahun ini beda, sangat beda.

Alasannya sangat sederhana, tidak lebih dari seminggu menjelang bulan puasa, saya kembali dimutasi. Kali ini ke Jatim, setelah jauh-jauh hari sebelumnya kami sekeluarga menggambarkan bagaimana serunya melewati bulan ramadhan dan berlebaran di Medan, akhirnya gambaran itu binasa, karena saya pindah lagi. Mutasi ini tidak biasa, bisa di bilang mendadak, hanya saya saja yang dimutasi. Ceritanya, kawan saya yang di Jatim, memutuskan untuk mencari karir di tempat lain. Saya percaya bahwa kisah satu manusia adalah kisah seluruh manusia, bisa dibayangkan kalau kawan saya tidak resign, maka saya tidak perlu pindah ke Jatim. Saya berlebaran di Medan, tidak mudik pas momen lebaran seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi, kisah itu tidak bisa di ubah, dan saya pikir itu takdir.

Kabar baiknya, saya bisa mudik, pas momen lebaran! Biasanya saya mudik sebulan, atau bahkan dua bulan setelah lebaran, mendekati Hari Raya kurban, sudah tentu sudah bukan suasana lebaran lagi! Jadi tidak terlalu menarik untuk di ceritakan.

Tapi, kali ini beda! Inilah cerita mudik saya dari Jatim ke tasikmalaya.

Sebetulnya, rute yang paling singkat dan sederhana adalah menaiki kereta api jurusan Surabaya Gubeng, kebetulan saya tinggal di daerah Pucang Anom, dan lebih dekat ke stasiun Gubeng, ke Tasikmalaya dan jurusan itu memang ada, namun dikarenakan saya baru saja pindah, ditambah situasi kerjaan sedang genting, belum ada pengumuman kapan bisa ambil libur dan tidaknya, maka saya belum berani memesan tiket. Kawan saya yang ada di Surabaya, sudah beli, harganya murah, 100rb jurusan Surabaya ke Bandung, sudah tiga tahun mereka di surabaya, jadi tidak ada kesulitan.

Baca lebih lanjut